Penderitaan
berasal dari kata derita yang artinya menahan atau menanggung.derita
itu artinya menangung atau merasakan sesuatu atau keadaan yang tidak
menyenangkan.penderitaan itu bisa brupa lahir maupun batin.keduanya
termasuk penderitaan yang keluh kesah seperti
kepanasan,kelaparan,kehausan.dan lain – lain
kemudian shakespheare banyak menghasikan karya tentang
penderitaan,antara lain dalam karyanya banyak mengungkapkan penderitaan
batin yang di alami para pelakunya.dalam cerita romeo and
julliet,shakespheare ingin mengkomunikasikan penderitaan batin dan
remaja yang sedang di landa cinta .betapa terharu dan pilu hati pembaca
atau penonton(film) menyaksikan ke tragisan kedua pasangan itu yang
akhirnya berakhir dengan kematian.dini ita bisa merasakan penderitaan –
penderitaan yang terjadi pada kedua pasangan itu yang sedang bercinta
akan tetapi penderitaan datang tak mengenal waktu.
pada waktu jaman nabi muhammad saw,beliau merasa betapa pedihnya penderitaan yan terjadi,namun penderitaan itu harus isa di hadapi oleh beliau.kita harus mengikuti beliau karena tak selamanya penderitaan itu kekal,dan setiap ada penderitaan pasti ada jalan untuk melepaskan penderitaan itu.dan pada waktu kcil beliau merasakan pendeitaan yang tak ada habisnya,beliau di tinggal meninggal oleh ayah dan ibunya kemudian beliau di asuh oleh pamannya.setelah itu pamannya juga meninggal dunia.jadi penderitaan itu adalah sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi.
namun ada juga penderitaan yang di sebabkan karena akibat dari perbuatan orang itu sendiri,karena orang tersebut tidak menggunakan persepsinya.namun tah hanya persepsi tetapi melainkan orang tersebut tidak bisa menentuan progres ke depannya tetapi melainkan orang tersebut menderita karena adanya regresi(kemunduran).misalnya : orang tersebut bisa menderita miskin,kemiskinan nya itu di sebabkan karena tidak mau berusaha dan hanya bisanya berangan – angan.
ada berbagai macam penderitaan,yaitu :
1. Siksaan
Apabila
berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangat
mengerikan, bahkan mendirikan bulu kuduk kita. Di dalam benak kita,
terbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang
seram sedang memegang cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang
akan disiksa; atau ia memegang tang dan siap mencopot kuku-kuku orang
yang disiksa. Mungkin juga si penyiksa sedang merokok dan bermaksud
untuk menyulut sekujur tubuh orang yang sedang disiksa. Semua itu dengan
maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi permintaan penyiksa atau
sebagai perbuatan balas dendam. Siksaan semacam itu banyak terjadi dan
banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di
halaman pertama dengan judul huruf besar, dan disertai gambar si korban.
Siksaan manusia juga menimbulkan kreativitas bagi orang yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan
langsung atau tak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan,
baik berupa berita, cerpen ataupun novel yang megisahkan siksaan. Dengan
membaca hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil
hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri,
kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang telah
dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan, dan
sebagainya. Kita dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri,
di mana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.
2. Rasa Sakit
Rasa
sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa
sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil,
tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya.
Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan,
rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan
lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena
siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita.
Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa
tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
3. Neraka
Berbicara
tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam
ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang
hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan
penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia
masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara
tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga
berbicara tentang kesalahan.
Bagi
media masa dan seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang
dapat dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga ikut merasakan
penderiaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan
teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia
merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat
berita,kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara
seniman yang kemudian akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya
seni.
Mensejahterakan
manusia dan sebagian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom,
reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia
merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah
terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor
nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru
kendali dalam perang Irak.
Beberapa
sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan,
bencana alam, bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya
kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules
yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung
Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap
antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya
seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan
anak yang bernama Arie Hanggara yang mati akibat siksaan orang tuanya
sendiri yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
·
Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang
disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan
nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara
sesama manusia maka manusia lain menderita misalnya:
1.
Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya,
sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman
penjara oleh Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat
diperbaiki dan sekaligus merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang
telah menderita itu dipulihkan.
2.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya
sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi
hukuman oleh pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu
dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
3.
Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman
Rendra dalam puisinya “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”
perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang
wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang
sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu
kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini.
·
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam
ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat diungkapkan berikut
ini :
1.
Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh
orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh
pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di
Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru
besar Universitas di Kairo, Mesir.
2.
Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima
cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga
istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan
pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga
istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah
sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga
sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang
luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
Pengaruh penderitaan
Kita
sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari
luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu
eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang
benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang
bersangkutan.
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan
karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap
ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna” ,”nasib sudah menjadi bubur”.
Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul
sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang
menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan
lain-lainnya Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilainnya.
Penilaian
itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai
kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang
sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi
penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau
menghilangkan sama sekali.
Manusia
adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu is berusaha mengatasi
penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu
kreatif, balk bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi
manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia
hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah
berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah
nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Pengertian
kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang
mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa
tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut
sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti
dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras
lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan
mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di
sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau
teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut
mendapat semangat lagi dalam hidup.
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan
bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin,
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi
2. Regresi
3. fiksasi
4. Proyeksi
5. Identifikasi
6. Narsisme
7. Autisme
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. Kota-kota besar
2. Anak-anak muda usia
3. Wanita
4. Orang yang tidak berguna
5. Orang yang terlalu mengejar materi
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapatmenentukan
pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah
seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang
akan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam
keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya
saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan
lama dialami,sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang
kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga
kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya,
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa
atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang
sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu
wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti
halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan
terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius,
seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu
cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya
orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti
dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain
mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu
kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian
tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada
tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki
satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga
dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian,
ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun
lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia.
b.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan
Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat
terbuka
c.
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal
itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi,
misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan
dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding
tembok dibawahnya.
d.
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di
tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan
muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang
demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu
yang terang .
e.
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan
dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak
sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan
karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
f.
Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati
tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan
berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya
telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
Dunia
Psikologi ingin sedikit membahas mengenai pengertian phobia. Phobia
merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah
dari jiwa seseorang. Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia
yang dikenal orang sekarang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya
ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia
tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang
ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Phobia-phobia
itu dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut
neurosis yang ditekan (repressed neuroses). Ketakutan itu menimbulkan
sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan dalam lubuk jiwa
kita. Dengan kata lain phobia itu punya fungsi tertentu, yakni
menyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda
yaitu rasa takut yang pernah sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi
phobia merupakan suatu pelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari
dalam diri kita. Rasa takut akan guruh dan halilintar mungkin dapat
menunjukkan adanya ketakutan pada suara ayah yang galak dan suka
marah-marah.
Ketakutan-ketakutan
atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam
pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam.
Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan
tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui
saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk
phobia- nya. Jika sudah terjadi seperti itu maka ‘lingkaran setan’ terus
muncul tanpa berkesudahan.Yang akhirnya akan membuat anda terus menerus
‘sakit’.
Rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidup atau salah satu bidang kehidupan tertentu. Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup, peringatan agar berhenti, melihat atau mendengarkan.
Rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidup atau salah satu bidang kehidupan tertentu. Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup, peringatan agar berhenti, melihat atau mendengarkan.
Setiap
manusia dihadapkan pada peringatan serta ancaman yang sangat menuntut
perhatian. Rasa takut betul-betul memperlambat dan mengendalikan
sejumlah besar emosi psikosomatis. Salah satu tujuan dari pengendalian
adalah untuk membantu seseorang untuk menghindarkan diri dari bahaya dan
mengatasinya. Bila seseorang diliputi rasa takut, kebahagiaan maupun
sukses kita terancam, orang itu sering mengalami rasa nyeri pada perut,
telapak tangan berkeringat, jantung berdenyut kencang, malas bergerak,
gagap bicara dan lain sebagainya
Berhadapan
dengan situasi yang menakutkan, reaksi orang berbeda-beda, ada orang
yang tidak takut pada si anjing itu sendiri, tetapi mereka takut
mendengar gonggongannya. Tapi ada orang lain yang tidak terganggu
gonggong anjing. Ada orang lain yang sungguh-sungguh takut terhadap
halilintar, sedang orang lain tidak. Adalah normal pada saat menghadapi
bahaya tertentu orang merasa takut dan tingkat ketakutan itu biasanya
sebanding dengan besar-kecilnya bahaya. Tetapi kenyataan menunjukkan
bahwa penyebab obyektif dari rasa takut itu justru dilupakan seseorang,
sehingga reaksinya terasa lebih berat, lebih cepat dan lalu menimbulkan kepanikan. Rasa takut yang sedemikian hebat ini sangat tidak sebanding dengan penyebabnya. Inilah reaksi neurotik murni. Ketakutan inilah yang kita sebut dengan “Phobia”. Hanya dengan melihat kucing hitam, seseorang lalu khawatir akan mati. Orang lain sudah hampir pingsan hanya karena ada ular mendekatinya. Ketakutan neurotik menunjukkan adanya reaksi-emosional yang tak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab obyektif dari reaksi emosional dan ketakutaannya sama sekali.
sehingga reaksinya terasa lebih berat, lebih cepat dan lalu menimbulkan kepanikan. Rasa takut yang sedemikian hebat ini sangat tidak sebanding dengan penyebabnya. Inilah reaksi neurotik murni. Ketakutan inilah yang kita sebut dengan “Phobia”. Hanya dengan melihat kucing hitam, seseorang lalu khawatir akan mati. Orang lain sudah hampir pingsan hanya karena ada ular mendekatinya. Ketakutan neurotik menunjukkan adanya reaksi-emosional yang tak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab obyektif dari reaksi emosional dan ketakutaannya sama sekali.
7 Jenis Fobia:
Ketakutan
melindungi Anda dari bahaya sebab Anda akan cenderung menghindarinya.
Tapi, fobia (penyakit ketakutan) hampir tidak ada kaitannya dengan
bahaya.
Dengan
fobia, Anda tahu bahwa kecemasan dan ketakutan Anda tidak beralasan,
tapi Anda tidak bisa menahan perasaan tersebut. Rasa takut bisa begitu
kuat sehingga melumpuhkan Anda. Apa saja yang bisa membuat orang takut?
Berikut uraiannya untuk Anda.
Jenis fobia
Jenis fobia
Para
pakar membagi fobia ke dalam 3 kelompok utama yaitu agorafobia (rasa
cemas berlebih saat berada di tempat umum), fobia sosial (ketakutan
terhadap situasi sosial) dan fobia khusus (ketakutan tidak rasional
terhadap objek atau situasi tertentu).
1. Agorafobia: takut tempat-tempat umum
Seseorang
dengan agorafobia ketakutan terjebak di tempat umum atau tempat-tempat
dengan antrian panjang, seperti di bank. Jenis fobia ini paling banyak
(hampir 2 kali lipat lebih banyak) dialami perempuan dibandingkan
laki-laki. Jika tidak ditangani, akan membuat penderita terkurung di
rumah. Dengan pengobatan, 9 dari 10 pasien terbukti mengalami perbaikan.
2. Fobia social
Seseorang
dengan fobia sosial tidak hanya pemalu. Penderita merasakan kecemasan
dan ketakutan berlebih mengenai penampilan mereka di depan umum. Apakah
tindakan mereka sesuai dengan orang lain? Apakah orang lain akan tahu
bahwa mereka sedang cemas? Apakah mereka akan punya kata-kata saat waktu
berbicara tiba?
Karena fobia sosial ini bisa memicu penderita menghindari kontak sosial, maka akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan kehidupan profesional mereka.
Karena fobia sosial ini bisa memicu penderita menghindari kontak sosial, maka akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan kehidupan profesional mereka.
3. Claustrofobia: takut ruang tertutup
Seseorang
dengan claustrofobia tidak bisa naik lift atau berjalan melewati lorong
tanpa rasa takut. Karena takut terjebak, penderita fobia jenis ini akan
menghindari ruang sempit dan memilihkebiasaan yang menurut mereka aman,
seperti membuka jendela atau duduk di dekat pintu ke luar. Cara ini
membuat mereka bisa menoleransi situasi, tapi tidak akan meredakan
ketakutan.
4. Zoofobia: takut hewan
Ketakutan
terhadap hewan merupakan jenis fobia yang paling umum. Fobia jenis ini
melingkupi jenis fobia yang lebih spesifik, seperti arachnofobia (takut
terhadap laba-laba); ophidiofobia (takut terhadap ular); ornithofobia
(takut terhadap burung). Jenis fobia ini seringkali terbentuk di masa
anak-anak dan akan hilang seiring dengan pertambahan usia. Tapi bisa
juga bertahan hingga usia dewasa.
5. Brontofobia: takut petir
Meskipun
orang dengan brontofobia sadar bahwa petir tidak akan menyakiti mereka,
mereka tetap akan menolak ke luar saat badai. Kemungkinan mereka akan
bersembunyi di dalam ruangan sambil meringkuk di belakang sofa atau
menunggu badai reda di lemari.
6. Acrofobia: Takut ketinggian
Jenis
ini ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap ketinggian. Orang
dengan fobia ini bisa diserang rasa cemas berlebih saat naik tangga.
Kadang-kadang rasa takut begitu kuat sehingga penderita tidak bisa
bergerak. Jenis fobia ini bisa membahayakan karena serangan panik akan
membuat penderita turun dari tempat tinggi dengan tidak hati-hati
7. Aerofobia: takut terbang
Seseorang
dengan aerofobia takut terbang. Jenis fobia ini biasanya terbentuk
setelah seseorang memiliki pengalaman buruk dalam pesawat, seperti
mengalami goncangan atau melihat penumpang lain mengalami serangan
panik. Rasa takut akan tetap tinggal bahkan setelah insiden tersebut
dilupakan. Rasa takut terepndam tersebut bisa timbul hanya dengan
menonton kecelakan pesawat di TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar